Pengukuran Kebersihan Mulut Menurut Personal Hygiene Performance Modified (PHPM)

 Pengukuran Kebersihan Mulut Menurut Personal Hygiene Performance Modified (PHPM) Oleh Marten dan Meskin


a.         Pengertian
            Indeks kebersihan gigi dan mulut PHP-M (Personal
Hygiene Performance-Modified) dari Martin dan Meskin (1972) merupakan indeks yang telah dimodifikasi dari Indeks PHP
(Patient Hygiene Performance Index) dari Podshadley dan Haley (1986), metode dari indeks PHP-M ini sering digunakan untuk pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut pada masa geligi campuran.
                   Prinsip pemeriksaan hampir sama dengan indeks PHP, permukaan yang diperiksa adalah bagian bukal dan lingual. Indek PHP ini untuk menilai debris, sedangkan indeks PHP-M untuk mengukur plak secara obyektif. Pemeriksaan PHP-M menggunakan disclosing agent sebagai indikator plak pada gigi. PHP-M bila di pakai sebagai alat ukur kebersihan mulut yang dikombinasikan dengan instruksi pada individu, maka akan dapat diketahui hasil dari tingkat kebersihan mulut (Sriyono dan Sudibyo, 2011).
            Berdasarkan Sriyono dan Sudibyo (2011) gigi yang diperiksa pada metode PHP-M ini diantaranya adalah:
1)    Gigi paling posterior yang tumbuh di kwadran kanan atas
2)   Gigi kaninus atas kanan sulung atau permanen, bila gigi ini tidak ada dapat digunakan gigi anterior lainnya
3)    Gigi molar satu atas kiri sulung atau premolar satu atas kiri
4)    Gigi paling posterior yang tumbuh di kwadran kiri bawah
5)   Gigi kaninus kiri bawah sulung atau permanen, bila gigi ini tidak ada dapat dipakai gigi anterior lainnya.
6)   Gigi molar satu kanan bawah sulung ata premolar satu kanan bawah.
b.         Tahapan penentuan skor PHP-M
            Penilaian dimulai dengan membuat garis imaginer pada gigi sehingga membentuk 5 garis imaginer.


Lima subdivisi permukaan gigi dalam Indeks Plak PHP

Gigi dinilai pada permukaan lingual dan labial. Plak terlihat di salah satu area, maka diberi skor 1, jika tidak ada plak diberi skor 0 atau tanda (-). Hasil penilaian plak yaitu dengan menjumlahkan setiap skor plak pada setiap permukaan gigi, sehingga skor plak untuk setiap gigi dapat berkisar antara 0-10. Skor plak untuk semua gigi dapat berkisar antara 0-60   .
c.         Kriteria PHP-M
Baik          : 0 – 20
Sedang     : 21 – 40

Buruk       : 41 – 60

Artikel Lainnya:

Profil UPTD Puskesmas Jepon

      


LATAR BELAKANG
Puskesmas Jepon merupakan UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Jepon serta memiliki fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan Kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk memenuhi fungsinya, maka Puskesmas mempunyai kegiatan/upaya kesehatan wajib yang terdiri dari Upaya Kesehatan Promosi, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Upaya Pengobatan Dasar. Selain itu, Puskesmas Jepon juga mempunyai kegiatan/upayakesehatan pengembangan  yang Meliputi Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Usia Lanjut, Upaya Kesehatan Remaja (PKPR) dan Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional, Posbindu, serta Upaya Kesehatan Kuratif yakni rawat jalan dan PONED.

Dalam usaha mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, maka pembangunan kesehatan terutama ditingkat yang paling dasar yaitu tingkat Puskesmas perlu lebih diperhatikan dan ditingkatkan. Hal ini didukung dengan adanya pelayanan – pelayanan di tingkat desa yang berkualitas yaitu dengan adanya Puskesmas Pembantu, Polindes, Ponkesdes, Puskesmas serta adanya tenaga Kesehatan yaitu Bidan Desa.

   MISI PUSKESMAS JEPON
Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi dengan mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang dan kekeuatan yang dimiliki.
          Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara BLUD Puskesmas Jepon tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya.
          Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan maka Puskemas Jepon merumuskan misi sebagai berikut :
1.        meningkatkan kualitas sumber daya   manusia
2.       menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional, merata dan berkeadilan
3. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat
4.   menjalin kerjasama Lintas Sektor yang harmonis dan saling mendukung

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Jepon terdiri dari Pelayanan di dalam gedung dan di luar gedung.
Puskesmas Jepon mempunyai 1 tenaga dokter gigi dan 1 perawat gigi.

Pelayanan di dalam gedung meliputi pelayanan kesehatan perseorangan dengan berbagai fasilitas sebagai berikut :
1. Pencabutan Gigi Tetap sederhana
2. Penambalan Gigi sederhana
3. Pencabutan Gigi Sulung
4. Pembersihan Karang gigi
5. Rujukan
6. Dll

Pelayanan di luar gedung meliputi pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dengan berbagai kegiatan sebagai berikut :
1. UKGS
2. UKGM
3. Sikat Gigi massal di sekolah
4. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah, posyandu, dll

Artikel Lainnya:

PERAN KESEHATAN GIGI DALAM MENDUKUNG ISU PEMBANGUNAN KESEHATAN

PERAN KESEHATAN GIGI DALAM MENDUKUNG ISU PEMBANGUNAN KESEHATAN



Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9 persen, sebanyak 14 provinsi mempunyai
prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional. Secara keseluruhan kemampuan untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 8,1 persen (EMD). Ditemukan EMD meningkat pada kelompok umur yang lebih tinggi umur 45-54 tahun meningkat (EMD:10,6 dibanding EMD umur 12 tahun: 7,0), EMD di perkotaan (8,6) lebih besar dari EMD perdesaan (7,5), dan EMD meningkat pada status ekonomi lebih tinggi (EMD teratas: 9,0). Prevalensi nasional menyikat gigi setiap hari adalah 94,2 persen sebanyak 15 provinsi berada dibawah prevalensi nasional.

Ini masih menjadi masalah, karena beberapa temuan ilmiah menunjukkan adanya kaitan antara kesehatan gigi dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk penyakit jantung, diabetes, stroke, gangguan kehamilan dan dampak karies gigi juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah. Dengan meningkatkan kualitas kesehatan gigi akan dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Pembangunan kesehatan telah menghasilkan beragam perbaikan, sehingga derajat kesehatan masyarakat terus meningkat.
            Kesehatan gigi dan mulut ibu dan anak sebaiknya mendapat perhatian yang serius, bahkan sejak ibu mengandung. Hal ini mengingat dampak yang ditimbulkan dapat berpengaruh terhadap kehamilan. Salah satu kepedulian tentang kesehatan gigi ibu dan anak adalah dengan menyebarluaskan informasi bagaimana merawat gigi dengan benar sejak ibu sebelum hamil, saat kehamilan, dan saat mempunyai anak. Perawatan kesehatan gigi yang benar akan membantu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Isu Strategis Pembangunan Kesehatan 2018
  1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak,
  2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan,
  3. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata,
  4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
  5. Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri, dan
  6. Peningkatan Akses Pelayanan KB  Berkualitas yang Merata.
Kesehatan gigi dan mulut mendukung percepatan Isue Pembangunan Kesehatan
  1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak
  • Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan : ibu perlu tahu kebersihan gigi dan mulut yang mendasar, serta makanan sehat dan bergizi bagi anak.
  • Mengurangi angka kematian anak : infeksi gigi, noma (gangrenous stomatitis) dan tradisi berbahaya dapat mengakibatkan kematian. Karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan melalui program: UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat).
  • Memperbaiki kesehatan ibu hamil : kesehatan mulut ibu hamil buruk berefek terhadap kelahiran dan berat badan bayi, selain kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya.
  • Penyuluhan dan pemberian informasi kepada ibu dapat dilakukan dalam kegiatan Posyandu rutin yang ada di masyarakat.
  • Pemeriksaan gigi bagi balita yang bertujuan agar gigi susu yang sudah tumbuh tidak terserang karies (gigi berlubang) sehingga tidak mengganggu pola makan dan zat gizi yang masuk bersama makanan dapat terserap dengan baik.

  1. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan.
  • Memberantas HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya. Terdapat hubungan antara HIV/AIDS dengan kesehatan gigi dan mulut, dan permasalahan yang ditemukan dalam rongga mulut dapat menjadi indikator dini terjadinya infeksi.
  • Meyakinkan keberlangsungan lingkungan hidup : penanganan kesehatan gigi dan mulut melibatkan penggunaan teknologi yang sesuai, kontrol infeksi yang efektif, serta pembuangan limbah medis yang aman.
  • Gigi berlubang merupakan salah satu dari penyakit yang tidak menular, namun dapat berkembang apabila tidak dikendalikan sehingga dapat mengganggu seseorang yang menderitanya, oleh karena itu dengan memperhatikan keadaan kesehatan gigi dan mulut dapat mengendalikan penyakit tidak menular. Gigi berlubang dapat dikendalikan dengan pemeriksaan rutin yang dilakukan minimal 6 bulan sekali.
  1. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata.
  • Mengadakan pelatihan bagi  tenaga kesehatan yang berada jauh dari kota dan mendaya gunakan kader kesehatan yang ada di setiap desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di desa.
  • Perawat gigi diharuskan memiliki kompetensi yang mumpuni dan bekerja sesuai dengan kode etik dan undang – undang kesehatan. Jumlah dokter di Indonesia saat ini sebenarnya sudah mencukupi. Perbandingannya 1:2500, artinya satu orang dokter mampu melayani minimal 2.500 pasien. Akan tetapi, permasalahannya adalah jumlah dokter di Indonesia belum merata. Jumlah dokter di kota besar dan di daerah tidak seimbang. Begitu juga dengan perawat gigi, belum semua puskesmas mempunyai perawat gigi atau hanya mempunyai 1 perawat gigi yang mana kebutuhan masyarakat akan kesehatan gigi semakin banyak.

Sesuai dengan permasalahan tersebut Sebagai Sarjana Sains Terapan Keperawatan Gigi, UKGS Inovatif adalah salah satu cara untuk membantu pembangunan kesehatan. UKGS Inovatif adalah  suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semua murid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan.
UKGS Inovatif diperlukan karena penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan selera makan mereka. Kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar. Tingginya angka karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak dasar. Untuk pemerataan tenaga kesehatan, UKGS Inovatif juga sangat diperlukan dan diharapkan ada pada setiap sekolah di Indonesia.
Program UKGS Inovatif
  • Pemeriksaan & deteksi dini kejadian karies
  • Penyuluhan tentang kesehatan gigi
  • Deteksi faktor risiko karies gigi menggunakan aplikasi Donut Irene
  • Gosok gigi massal/bersama-sama
  • Deteksi plak setelah menggosok gigi
  • Pembersihan karang gigi yang memerlukan
  • Penambalan dengan fissure sealant/ART
  • Surface protection
  • Terapi Remineralisasi
  • Proteksi eksternal dengan aplikasi mineral/fluoride
  • Pencabutan gigi susu yang sudah goyang
  • Produk-produk lain yang ditambahkan adalah hadiah bagi yang bebas karies.

  1. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
Konsep Pelayanan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional terbagi menjadi 3 (tiga) struktur layanan, yaitu pelayanan primer, pelayanan sekunder dan pelayanan tersier. Pelayanan kedokteran gigi berperan pada struktur layanan primer dan sekunder (Dewanto dan Lestari, 2014). Pelayanan primer yang diberikan oleh dokter gigi berupa pelayanan paripurna untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut peserta 3 binaannya (BPJS Kesehatan, 2014a). Pelayanan primer ini menitik beratkan pada upaya pemeliharaan, pencegahan dan peningkatan kualitas hidup selain juga pengobatan dan pemulihan. Pelayanan kesehatan sekunder merupakan rujukan pada fasilitas kesehatan lanjutan dari pelayanan primer di fasilitas kesehatan tingkat pertama (BPJS Kesehatan, 2014b).
Berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional mulai tanggal 1 Januari 2014 menjadi tantangan bagi praktisi kesehatan temasuk Dokter Gigi, karena diharapkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, terstruktur serta terkendalinya mutu dan biaya. Dokter gigi sebagai salah satu penyedia layanan jasa kesehatan dalam JKN harus mempersiapkan diri agar pelayanan kesehatan terutama pelayanan primer dapat dirasakan manfaatnya. Perubahan mekanisme pelayanan JKN khususnya di bidang kedokteran gigi, harus diiringi penyesuaian diri dokter gigi berdasarkan kriteria pelayanan jasa kesehatan yang ditetapkan dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (Dewanto dan Lestari, 2014).
  1. Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri.
  • Tenaga kesehatan gigi menjamin ketersediaan mutukeamanan, dan khasiat obat dan alat kesehatan di fasilitas kesehatan gigi.
  • Tenaga kesehatan gigi melakukan perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalah gunaan obatserta penggunaan alat kesehatan.

  1. Peningkatan Akses Pelayanan KB  Berkualitas yang Merata.
  • Edukasi Prefentif dan promotif penyakit gigi dan mulut pada Akseptor KB.
Gingivitis dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor pendukung ialah karena adanya faktor hormonal. Dimana faktor hormonal mempengaruhi jaringan periodontal pada wanita disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi. Kandungan kontrasepsi yang mengandung hormonal seperti progesteron dan estrogen. Efek dari kedua hormonal tersebut berupa peran biologis yang dapat mengurangi keratinisasi,meningkatkan jumlah inflamasi pada gingiva,meningkatkan permeabilitas dan produksi prostaglandin meningkat.
  • Sebuah penelitian mengejutkan berkaitan dengan alat kontrasepsi serta kesehatan gigi ditemukan oleh para peneliti dari Ware Centre of Dental Excellence di Hertfordshire, Inggris. Penelitian ini mengatakan bahwa penggunaan pil KB ternyata bisa menyebabkan gigi Anda meradang dan rusak. Cegah menggunakan obat kumur antiseptik yang akan membantu Anda untuk mencegah pembentukan plak, Mengonsumsi makanan sehat dapat memperkuat kesehatan gigi dan mulut.

Sumber :
https://gatusyifa.wordpress.com/2017/12/22/peran-kesehatan-gigi-dalam-mendukung-isu-pembangunan-kesehatan/

Artikel Lainnya:

Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi



A.    Latar Belakang
            Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terencana ditujukan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal ( Kepmenkes No,248 Tahun 2006 ).
            Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup dalam lingkungan sehat, mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal ( Depkes RI, 2004 ).
            Tujuan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut secara umum adalah meningkatkan mutu, cakupan, efisiensi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam rangka tercapainya kemampuan pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut dalam rangka tercapainya status kesehatan gigi dan mulut yang optimal (Depkes, 2000)

B.     Pengkajian Masalah
1.      Identitas pasien
a.       Nama pasien                :  Umi Zulfa
b.      Umur                           :  39 tahun
c.       Jenis Kelamin              :  Perempuan
d.      Alamat rumah             :  Desa Pecabean Kecamatan Pangkah,Kab.Tegal
2.      Keluhan pasien
a.       Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan gigi bawah sebelah kanan berlubang. Beberapa hari yang lalu terasa sakit senut-senut saat malam hari sehingga sulit untuk tidur. Sekarang tidak sakit
b.      Keluhan tambahan
Pasien ingin gigi tersebut untuk ditambal
3.      Riwayat Kesehatan
a.       Pasien merasa dalam keadaan sehat
b.      Pasien tidak mengalami penyakit serius
c.       Pasien tidak mempunyai kelainan pembekuan darah
d.      Pasien tidak mempunyai reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan, obat yang disuntik, maupun terhadap cuaca
e.       Pasien tidak sedang dalam perawatan atau mengkonsumsi obat oleh Dokter / Dokter Gigi


4.      Riwayat Kesehatan Gigi
a.       Pasien belum pernah dirawat gigi sebelumnya
b.      Pasien tidak menyikat gigi sebelum tidur malam dan setelah sarapan pagi
c.       Pasien mempunyai kebiasaan mengunyah satu sisi
5.      Pemeriksaan Klinik
a.       Vital sign :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Berat Badan : 56 kg
Tinggi Badan : 156 cm
b.      Ekstra Oral  :  simetris
c.       Intra Oral :
Inspeksi : gigi 4.6 berlubang
Sondage : karies mencapai pulpa
Perkusi : (-)
Termis : (-)
Higiene mulut :
-          Debris Index : 1,8 (kriteria sedang)
-          Kalkulus Index : 1,3 (kriteria sedang)
-          OHIS : 3,1 (buruk)

C.    Alternatif pemecahan masalah

No
Masalah
Penyebab
Alternatif
1
OHI-S : 3,1
Termasuk dalam kriteria buruk
a.       Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut
b.      Kurangnya pengetahuan tentang cara menyikat gigi
c.       Adanya karang gigi
a.       Penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut melalui komunikasi terapeutik
b.      Penyuluhan tentang cara dan waktu yang benar untuk menyikat gigi
c.       Dilakukan pembersihan karang gigi
2
Gigi 4.6 karies mencapai pulpa
Karies yang dibiarkan
Perawatan gigi 4.6 berupa perawatan pulpa 




BAB II
RENCANA PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN
GIGI DAN MULUT


A.    Perencanaan Kegiatan
1.      Persiapan
a.       Persiapan ruangan : Hygiene ruangan
b.      Persiapan operator : ramah, pakaian sopan, bersih, rapi
c.       Persiapan pasien
d.      Persiapan alat dan bahan
2.      Pelaksanaan
Melihat data masalah yang didapat, dapat direncanakan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi sebagai berikut :
a.       Promotif
Memberikan penyuluhan melalui komunikasi terapeutik tentang :
-          Pentingnya menjaga kesehatan gigi agar gigi tidak berlubang
-          Waktu dan Cara menyikat gigi yang benar
b.      Preventif
Pembersihan karang gigi
c.       Kuratif
Perawatan dan penambalan gigi 4.6 yang berlubang :
-          Devitalisasi pulpa
-          Penumpatan CHKM + fletcher
-          Penambalan tetap

B.     Kebutuhan Alat dan Bahan
Kebutuhan Alat :
No
Jenis Kegiatan
Alat yang dibutuhkan
1
Pemeriksaan
Oral Diagnostik Set, kartu status, alat tulis
2
Promotif
Model gigi dan sikat gigi
3
Preventif
Scaller, bengkok, gelas kumur, tempat kapas, handscoen, dappen disk
4
Kuratif
Oral Diagnostik set, bengkok, gelas kumur, tempat kapas, highspeed bur, cement spatel, mixing slab



            Kebutuhan bahan :
-          Kapas
-          Alkohol 70 %
-          Povidon Iodin
-          Devitalyzing pasta
-          Fletcher + liquid
-          CHKM
-          Bahan tambal Komposit

C.     Perencanaan Waktu

NO
Hari/tanggal
Kunjungan
Nama Kegiatan
1
Selasa, 2 Jan 2018
Kunjungan 1
Pemeriksaan, Pembersihan karang gigi
2
Selasa, 9 Jan 2018
Kunjungan 2
Devitalisasi pulpa
3
Selasa, 16 Jan 2018
Kunjungan 3
Penumpatan sementara CHKM+fletcher
4
Selasa, 23 Jan 2018
Kunjungan 4
Penumpatan tetap Glass Ionomer




BAB III
PENATALAKSANAAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN
GIGI DAN MULUT


A.    Kegiatan yang sudah dilakukan
1.      Persiapan
a.       Persiapan Ruangan
Petugas mempersiapkan ruangan
b.      Persiapan Operator
-          Petugas memakai seragam bersih dan rapi
-          Petugas memakai atribut lengkap
-          Petugas memakai APD
c.       Persiapan Pasien
-          Petugas mempersilakan pasien untuk duduk di kursi gigi
-          Petugas mempersilakan pasien untuk berkumur
d.      Persiapan Alat dan Bahan
2.      Promotif
Petugas memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan cara menyikat gigi yang benar.
3.      Preventif
Melakukan pembersihan karang gigi pada kunjungan pertama
4.      Kuratif
-          Melakukan devitalisasi gigi 4.6 pada kunjungan kedua
-          Melakukan penumpatan sementara CHKM + fletcher
-          Melakukan penambalan tetap dengan Glass Ionomer

B.     Evaluasi
1.      Promotif
Pasien mengetahui waktu dan cara yang benar untuk menyikat gigi
2.      Preventif
Gigi bebas dari karang gigi
3.      Kuratif
-          Gigi 4.6 telah dilakukan penambalan
-          Tidak ada overhanging pada penambalan

4.      Pasien datang berkunjung sesuai waktu yang direncanakan

Artikel Lainnya: