A. Pendahuluan
Imunisasi gigi adalah
sebuah istilah yang digunakan oleh tenaga kesehatan gigi agar stigma UKGS yang selama ini kurang memberikan
nilai terhadap derajat kesehatan gigi
kepada masyarakat berubah menjadi menyenangkan dan mudah dilakukan serta manfaat. Imunisasi Gigi substansinya ada pada UKGS Inovatif, namun dengan istilah Imunisasi
Gigi maka masyarakat ingin mengaplikasikannya sebab mudah serta bisa dijalankan
oleh orangtua demi masa depan anak yang cerah.
Pits dan fissures merupakan area yang mempunyai resiko
kerusakan (karies) paling tinggi karena bentuknya yang begitu kompleks (berupa
celah sempit dan dalam), meskipun pada pasien dengan kebersihan gigi dan mulut
yang sangat baik. Ujung sikat gigi tidak akan mencapai dasar celah gigi (pit
and fissure). Sehingga sisa makanan dan bakeri
ganas akan terkumpul di celah tersebut dan melakukan kerusakan pada gigi.
Komponen /jenis kegiatan yang digunakan untuk imunisasi adalah :
1. Irene’s Donuts . program ini merupakan metode intervensi perilaku dan
dapat memberikan umpan balik/ saran-saran yang baik
untuk kesehatan gigi dan mulut anak-anak dan
memberikan pemahaman bagaimana mengatasi resiko karies, memfisualisasi
besarnya setiap resiko kareis dan alternatif cara mengatasinya serta
memberdayakan orang tua siswa untuk mendidik anaknya dalam melakukan kebiasaan pemeliharaan kesehatan gigi sejak dini yang
dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut di kemudian hari
2. Surface protection adalah adalah melapisi permukaan gigi atau proteksi permukaan gigi bahan untuk
mengisi/melapisi Pit dan fissure yang memungkinkan gigi terlindungi dari kerusakan
dengan cara menambahkan bahan cair pada celah – celah sempit (pit dan fissure)
yang kemudian mengeras. Sebagai hasilnya akan didapatkan permukaan gigi yang
halus dan mudah dibersihkan sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya gigi
berlubang (kebal karies gigi).
3. Pengolesan dengan vitamin gigi ( CPP
Acp)
Vitamin gigi atau yang kita kenal dengan reminerasisasi adalah tindakan
harian pemberian ion Calcium phosphate
dengan sediaan CPP-ACP kepada anak yang giginya tertapapar proses
deminerasisasi. Deminerasisasi dapat terjadi karena giginya terpapar pH plak
rendah dan pH salifa yang rendah dalam waktu yang berkepanjangan. Bahan yang
digunakan adalah CPP-ACP ( Casein phosphopeptide Amorphous Calcium phospate) (Dr. drg Irene
Adyatmaka,2015)
Sebagaimana halnya
tubuh, gigi pun perlu di lakukan imunisasi. Namun untuk masalah yang satu ini,
masih banyak orang tua yang belum mengetahuinya. Karena pemberian imunisasi ini memang tidaklah sama
dengan imunisasi pada umumnya. Jika pemberian imunisasi identik dengan jarum
suntik ataupun obat tetes, penanganan imunisasi ini cukup hanya dengan olesan dan
pelapisan saja. (drg
Erwin Wahyudiono)
Pemberian
imunisasi gigi ini hanya bisa dilakukan pada anak-anak usia antara 6-7 tahun
saja. karena di umur itu, rata-rata gigi geraham permanen pertama sang anak
sudah mulai tumbuh. Imunisasi ini haruslah pada gigi yang baru muncul, kalau
diberikan pada gigi yang sudah lama tumbuh kurang efektif, namun jika
kondisi giginya ada yang berlubang, maka tidak bisa dilakukan imunisasi, imunisasi
ini hanya bisa bekerja dengan baik pada kondisi gigi yang bagus tanpa ada
lubang. Jika lubang masih ada, maka harus dirujuk terlebih dahulu untuk
dilakukan penambalan.
Adapun
penanganan imunisasi adalah cukup dengan pengolesan di permukaan kunyah gigi
geraham saja. Dia melanjutkan, bahan yang dioleskan ke gigi adalah semacam
bahan tambal khusus dari produk tertentu yang mana bahan
tersebut mengandung flour
tinggi yang bersifat membunuh kuman. Dengan olesan di bagian permukaan ini,
berguna untuk melapisi dan melindungi gigi dari karies.
Program
imunisasi gigi sebaiknya dilakukan di sekolah-sekolah dasar (SD)dan Taman Kanak Kanak (TK). Targetnya,
anak-anak yang gigi geraham permanen sudah tumbuh ( gigi 6 dan 7).
Kegiatan diawali dengan advokasi ke Sekolah dengan
mengajukan kegiatan program Imunisasi Gigi bagi murid Sekolah. Agar dapat menjalankan program
imunisasi gigi tentu butuh dukungan banyak pihak. ( Kepala Sekolah, Orang tua, Petugas Kesehatan
Gigi dan penentu Kebijakan pada tataran UPTD atau Dinas terkait)
B. Tujuan Imunisasi Gigi :
1. Mengenalkan
program
kesehatan gigi khususnya program
Imunisasi Gigi dapat membumi dan tertanam di hati masyarakat yang
membutuhkan
konseling
gigi dan mulut. Sehingga perubahan paradigma perilaku kesehatan gigi dan mulut
cepat tercapai.
2. Sebagai
bentuk pencegahan terjadinya karies (gigi berlubang) sejak dini pada anak anak. Kendati demikian, tidak bisa di
semua usia melakukan imunisasi ini, melainkan hanya pada usia anak-anak saja.
3. Memberdayakan
murid TK/SD mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut dan melakukan upaya untuk
mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut
C.
Langkah-langklah Program Imunisasi Gigi sebagai berikut:
1.
Mengajukan
proposal penyelenggaraan Imunisasi kepada kepala Sekolah
2.
Presentasi
proposal di hadapan Kepala Sekolah dan orangtua murid melalui pertemuan komite.menyampaikan maksud dan tujuan
program Imunisasi gigi
3.
Pembuatan
Memorandum of Understanding ( kesepakatan kerjasama)
4.
Pelaksanaan :
a. Pada Awal tahun ajaran baru di sekitar bulan Agustus melakukan sosialisasi dengan
sekolah dan komite (orangtua murid baru) terkait program imunisasis gigi sekolah.
b. Melakukan Pemeriksaan / survai pada semua murid
c. Membuat perencanaan kegiatan berupa jadwal
kerja.
d. Aplikasi Program Donuts
Irene, kegiatan ini dengan mengundang orang tua sebanyak 5 -10 orang setiap hari
e. Pengolesan
vitamin gigi (
Cpp Acp) pada anak
yang mempunyai white spot
f.
Melakukan proteksi gigi/ melapisi gigi ( surface protection)
sesuai kebutuhan pada murid kelas 1 dan 2 ketika molar 1 mulai tumbuh
g. Penyuluhan kesehatan gigi di
kelas – kelas
h. Kegiatan sikat gigi bersama
di luar gedung
i.
Membuat surat persetujuan (inform
concern) diberikan pada murid untuk mendapat persetujuan orang tua murid
j.
Siklus kembali p[ada awal tahun ajaran baru
D.
Keuntungan
bagi profesi
1. Menajamkan ketrampilan hardskills dan sofskills
a. UKGS
Inovatif /Imunisasi Gigi di sekolah sebagai skilled-Lab bagi profesi
b. Ketrampilan
keprofesian
c. Ketrampilan
advokasi, meyakinkan banyak fihak, “menjual”
d. Ketrampilan
negosiasi, mencari win-win solution
e. Ketrampilan
sosialisasi, kemampuan menjelaskan
f.
Memahami berbagai strata sosial
g. Menumbuhkan
empati
h. Memahami
penyakit sebagai entitas lengkap manusia & lingkungan
2. Mengembangkan
jejaring sosial keprofesian
a. UKGS
Inovatif /Imunisasi Gigi di sekolah sebagai social netwotk port d’entry
b. Reposisi
diri sebagai profesional di masyarakat sekolah
c. Eskalasi
jejaring dari sekolah ke jenjang rumah tangga dan individu
d. Proses
seleksi untuk kepentingan social interaction lebih lanjut, termasuk hubungan
konsultatif keprofesian
3. Memelihara
ketrampilan untuk Akreditasi Profesi
a. UKGS
Inovatif /Imunisasi Gigi di sekolah sebagai kegiatan keprofesian bernilai (Value
added actualization)
b. Memberi
nilai untuk komponen pengabdian masyarakat
Mengembangkan ide
seminar keprofesian untuk penilaian ketrampilan lanjut. (Dr.dr Adang Bakhtiar, UKGS i)by Salikun, SPd, M.Kes
(pengelola UKGS Inovatif di Kota Semarang)