OROANTRAL FISTULA
- Pengertian
Oroantral
fistula adalah lubang antara prosesus alveolaris dan sinus maksilaris yang
tidak mengalami penutupan dan mengalami epitelisasi.
Fistula
oroantral merupakan saluran abnormal yang terbentuk dan menghubungkan sinus
maksilaris dan kavum oris dan mungkin merupakan hasil dari beberapa proses
patologis yang berbeda.
- Faktor
Penyebab
Umumnya,
fistula oroantral terjadi setelah ekstraksi gigi; namun demikian, penyebab
lainnya juga meliputi infeksi, kondisi inflamasi, neoplasma dan cedera/trauma.
Setiap tindakan dan perawatan yang dilakukan dalam rongga mulut dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi, salah satunya adalah terjadinya fistula
oroantral.
Oroantral
fistula dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Pencabutan gigi posterior
rahang atas terutama pada molar pertama, molar kedua, dan premolar kedua dimana
akarnya dekat dengan antrum.
2. Kecelakaan penggunaan alat
seperti penggunaan elevator dengan tekanan yang berlebihan kearah superior
dalam tindakan pengambilan fragmen atau ujung akar molar atau premolar,
pemasangan gigi tiruan implan yang tidak benar dan pengunaan kuret yang
tidak benar sehingga menyebabkan terjadinya penembusan lapisan epitel yang
tipis dari sinus maksilaris.
3.
Bentuk dinding dasar antrum
yang berlekuk mengikuti kontur akar gigi sehingga tulang dasar antrum menjadi
menipis.
4. Adanya
jaringan patologis pada ujung akar gigi seperti kista radikuler, granuloma
periapikal, dan adanya suatu neoplasia. Keradangan pada daerah periapikal
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada struktur tulang di daerah infeksi
sehingga tulang menjadi rapuh.
5.
Enukleasi atau pengeluaran
kista yang besar pada maksila dan keenam: fraktur pada segmen prosesusm
alveolaris rahang atas yang besar.
Pada
sebagian besar kasus, pasien dengan fistula oroantral mempunyai riwayat
ekstraksi gigi sebelumnya dan keluhan adanya rasa asin dan bebasnya udara ke
dalam mulut pada saat meniup hidung. Jika terdapat infeksi, adanya sekret
hidung yang terkait dengan nyeri di pipi dan gejala umum infeksi. Oroantral
fistula yang diakibatkan oleh tindakan pencabutan gigi, sebenarnya jarang sekali terjadi. Penyebab tersering adalah ekstraksi
gigi molar, biasanya molar pertama,
dimana sepotong kecil tulang di antara akar gigi molar dan sinus maksilaris
ikut terangkat.
C.
Tanda dan
Gejala Klinis
Tanda dan gejala klinis
yang tampak dari oroantral fistula adalah adanya pembukaan atau lubang antara
rongga mulur dengan antrum. Lubang yang terbentuk sering mengalami infeksi,
adanya pembentukan jaringan ikat atau jaringan granulasi dan sering terjadi
drainase mukopurulen. Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit, kecuali
terjadi infeksi akut pada sinus. Pada saat minum ataupun kumur-kumur pasien
mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari hidung.
Oroantral fistula juga
dapat diketahui dengan melakukan tes tiup dengan cara pasien meniup dengan
hidung tertutup dan mulut terbuka. Pada keadaan telah terjadi oroantral
fistula, akan terdengar hembusan udara melalui daerah yang mengalami kerusakan,
dan pada soket gigi akan terlihat gelembung udara seperti busa.
D.
Gambaran Radiografis
Pada pemeriksaan
radiografi periapikal, oklusal dan panoramik dapat terlihat hubungan gigi
dengan sinus, lokasi benda asing dalam sinus seperti gigi, akar gigi, atau
fragmen tulang yang terdorong masuk karena trauma atau selama pencabutan gigi.
Adanya sinusitis akut mempelihatkan adanya pengkabutan dan peningkatan
kepadatan pada rongga sinus dan pada sinusitis kronis memperlihatkan osifikasi
penuh pada rongga sinus yang menandakan rongga sinus telah penuh terisi dengan
jaringan hiperplastik, sekret, polip, atau kombinasi keduanya.
E.
Penanganan
Ahli
yang menangani fistula ororantral adalah ahli gigi (dokter gigispesialisasi
Bedah Mulut) karena fistula oroantral merupakan satu dari komplikasi yang umum
terjadi setelah operasi dentoalveolar di rahang bawah, dan paling
banyak diakibatkan oleh ekstraksi gigi, terutama molar atas dan karena
pada sebagian besar kasus, pasien dengan fistula oroantral mempunyai riwayat
ekstraksi gigi sebelumnya. Dokter Ahli THT berperan serta pada penanganan
sinusitis maksilarisnya saja, sedangkan Dokter Ahli Bedah berperan serta bila
ada trauma maksilofasial yang mengiringi kejadian fistula ororantral tersebut.
- Pencegahan
Secara umum, tindakan yang dapat
dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi Fistula oroantral adalah
dengan melakukan foto rontgen terlebih dahulu sebelum tindakan pencabutan gigi
untuk mengetahui posisi akar gigi posterior rahang atas yang letaknya dekat
dengan antrum dan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit periapikal pada
jaringan disekitar ujung akar gigi. Pengontrolan tekanan yang diberikan pada
instrumen dan tindakan yang selalu berhati - hati multak dilakukan sehingga
terjadinya oroantral sfistula dapat dihindari.
Jangan mengaplikasikan tang pada gigi atau akar gigi
posterior atas kecuali
bila panjang gigi atau akar gigi yang terlihat cukup besar baik ke dalam arah palataldan
bukal, sehingga ujung tang dapat diaplikasikan dengan pandangan langsung.
Tinggalkan 1/3 apeks akar palatal gigi molar atas bila
tertinggal selama pencabutan dengan tang kecuali bila ada indikasi positif
untuk mengeluarkannya.
Jangan mencoba mencabut akar gigi atas yang patah
dengan menggunakaninstrument ke dalam soket. Bila diindikasikan pencabutan,
buatlah flapmukoperiosteal yang besar dan buang tulang secukupnya sehingga
elevator dapat dimasukkan di atas permukaan akar gigi yang patah
- Komplikasi
Fistula
oroantral yang tidak segera ditangani, sehingga lubang yang
terbentuk bertahan lebih lama, maka traktus akan mengalami epitelisasi,
daerah rongga mulut seringkali mengalami proliferasi jaringan granulasi atau
jaringan ikat dan jika berlanjut dapat menyebabkan terjadinya infeksi dan
dipercepat pada pencabutan gigiyang mengalami infeksi periapikal. Perawatan
yang tidak benar, menyebabkan infeksi dapat menyebar ke arah sinus melaui
lubang oroantaral sehingga dapat menyebabkanterjadinya sinusitis maksilaris.
Jika fistula oroantral tidak diobati, bagian ini akan
dilapisi dengan epitelium (kulit), sehingga fistula oroantral merupakan
traktus yang terepitelisasi yang menghubungkan sinus maksilari ke rongga mulut;
trakturs ini akhirnya menjadi permanen.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unand.ac.id/18169/1/Fistel%20Oro%20antral%20pada%20sinusitis%20maksilaris%20kronis.pdf